BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Bakso merupakan makanan berbahan utama daging, baik sapi, ikan, udang, maupun cumi-cumi. Umumnya, dibentuk menyerupai bola kecil sehingga orang Barat menyebutnya meat ball. Cita rasa yang khas dan tekstur yang kenyal menyebabkan bakso disukai, dari anan-anak hingga orang dewasa. Bakso diolah menjadi beragam hidangan, misalnya bakso kuah, bakso panggang, sate bakso, dan tumis bakso.
Bakso yang konon berasal dari Cina dalam perkembangannya menjadi populer di seluruh belahan bumi, termasuk Indonesia. Kondisi ini menjadikan peluang bisnis bakso sangat menjanjikan, baik bakso mentah maupun varian hidangan bakso. Bisnis bakso tidak memerlukan modal yang terlalu besar. Peralatan yang diperlukan sederhana, proses pembuatan yang mudah, dan resiko kegagalan rendah. Hal ini memungkinkan siapa saja bisa melakukannya, baik skala besar maupun industri rumahan. Sebelum memulai usaha, tentukan arah usaha yang akan dijalankan. Jika skala gerobak tenda di pinggir jalan atau warung kecil, pilih lokasi yang strategis dan dilewati banyak orang, misalnya dekat perumahan, pertokoan, kampus, dan sekolah. Untuk usaha gerobak keliling, siapkan gerobak dan karyawan yang akan menjajakan bakso secara keliling. Beri pengarahan kepada penjaja bakso bahwa kebersihan, kualitas produk, dan keramahan harus dikuasai dan diterapkan. Jika membuka restoran, lakukan promosi yang efektif.
Dengan usaha yang berjalan lancar dan memiliki banyak pelanggan, bukan mustahil usaha Anda bisa merambah ke bisnis franchise. Patenkan nama merek dagang atau usaha Anda. Anda hanya menyediakan formulasi bakso standar, sedangkan tempat dan karyawan disiapkan oleh pihak pembeli franchise. Pembagian keuntungan dihitung sesuai kesepakatan perjanjian.
B. Rumusan Masalah
Di dalam pembuatan usaha bakso, pasti selalu mendapat kendala-kendala dalam pembuatan maupun pemasarannya. Oleh karena itu, dalam business plan mengenai bakso, penulis mengidentifikasi beberapa masalah yang ada, yaitu :
1. Pemilihan lokasi usaha & perizinan
2. Alat & bahan
3. Teknik pembuatan bakso
4. Pemasaran & distribusi
5. Perhitungan harga jual & sistem pembayaran
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu sebagai berikut :
1. Mengetahui cara berbisnis bakso yang baik
2. Memiliki konsumen yang tetap
3. Mengetahui anggaran-anggaran yang harus dikeluarkan
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pemilihan Lokasi Usaha & Perizinan
A. Pemilihan lokasi usaha
Pemilihan lokasi usaha bakso harus strategis karena berkaitan dengan proses produksi. Sebaliknya, lokasi usaha dekat dengan lokasi pembelian bahan baku dan tempat pemasaran produk karena bakso mudah rusak. Agar proses produksi berjalan lancar dan efisien, perhatikan hal tersebut :
a. Lokasi produksi untuk industri rumahan dapat dilakukan dirumah
b. Pilih lokasi produksi bakso yang tidak jauh dengan tempat produk dipasarkan
c. Perhatikan target market pasar
d. Usahakan tidak berdekatan dengan restoran yang menjual makanan yang serupa
Jika lokasi usaha sudah ditentukan, buat perencanaan tata letak ruang produksi. Minimal ruangannya terdiri dari :
a. Ruang administrasi
b. Gudang penyimpanan bahan
c. Ruang produksi
d. Ruang pengemasan dam pelabelan
e. Ruang penyimpanan produk
B. Perizinan
Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengurus Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Selanjutnya, lengkapi Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) untuk diajukan ke dinas peizinan, baik di kecamatan, kabupaten maupun provinsi.
2. Alat & Bahan
A. Alat terdiri dari :
a. Meja produksi
b. Timbangan
c. Gelas ukur
d. Penggiling daging
e. Pisau dan talenan
f. Penghancur es batu
g. Kocokan kawat
h. Blender
i. Baskom
j. Panci
k. Kompor
l. Kotak pendingin
m. Mesin pembeku (freezer)
n. Vacuum sealer
o. Serok dan tampah
B. Bahan terdiri dari :
a. Bahan utama ;
· Daging sapi
· Daging ayam
· Daging ikan
· Udang
· Cumi-cumi
b. Bahan pendamping ;
· Tepung tapioka
· Putih telur
· Es batu
· Gula dan garam
· Bumbu
· Bahan pencuci
· Pengenyal
· Bahan pengasan
3. Teknik Pembuatan Bakso
a. Sortasi
b. Pemotongan daging
c. Penimbangan
d. Penggilingan
e. Penambahan bumbu
f. Pengadukan adonan
g. Pembentukan
h. Perebusan
i. Pemutihan
j. Pendinginan
k. Pengemasan
l. Penyimpanan
4. Pemasaran & Distribusi
A. Pemasaran
Bakso bisa dipasarkan secara eceran langsung di pasar tradisional, supermarket, restoran, warung bakso, hotel, ataupun industri katering. Apapun metode penjualannya, hal yang terpenting adalah mutu produk harus baik, harga terjangkau, dan ketersediaan produk.
B. Distribusi
Jika produk dititipkan, jangan lupa memeriksa kualitas produk yang ada di lapangan. Lakukan pendataan keluar masuk barang secara tepat dan kontrol produk yang ada di pasaran, segera ganti produk di pasaran dengan produk yang baru untuk menghindari produk kedaluarsa di pasaran. Tarik produk bakso yang masa edarnya sudah habis dan ganti dengan yang baru.
5. Perhitungan harga jual & sistem pembayaran
A. Perhitungan harga jual
Berikut ini contoh menentukuan harga jual dan menghitung keuntungan.
Bakso daging
Untuk 60 butir Tu 1.250 g bakso
Bahan Perkiraan biaya
1 kg daging sapi Rp. 55.000,00
100 g tepung tapioka Rp. 2.000,00
2 butir putih telur kocok Rp. 1.800,00
100 g serutan es batu Rp. 100,00
25 g garam dapur halus Rp. 50,00
2 sdt gula pasir Rp. 50,00
2-3 siung bawang putih, haluskan Rp. 100,00
2-3 siung bawang merah, haluskan Rp. 100,00
1 sdt lada halus Rp. 100,00
1 sdt vetsin Rp. 100,00
1 g natrium polifosfat Rp. 150,00
1 sdt air jeruk nipis (air asam jawa) Rp. 50,00
25 ml hisrogen perosida 30% Rp. 100,00
Total biaya tidak tetap Rp. 59.700,00
Biaya tetap
Gaji pegawai Rp. 1500,00
Sewa tempat Rp. 500,00
Perawatan alat Rp. 200,00
Penyusutan alat Rp. 200,00
Listrik Rp. 1.500,00
Air Rp. 500,00
Bahan bakar Rp. 2.000,00
Kemasan Rp. 1.000,00
Transportasi Rp. 500,00
Total biaya tetap Rp. 7.900,00
Total biaya keseluruhan :
Biaya tidak tetap + biaya tetap = Rp. 59.700,00 + Rp. 7.900,00 = Rp. 67.600,00
Diperlukan biaya Rp. 67.600,00 untuk produksi 1.250 g bakso (60 butir bakso). Jika bakso dijual per kemasan @250 g, artinya akan dihasilkan produk sebanyak 5 kemasan. Biaya setiap kemasan Rp. 13.520,00 atau dibulatkan Rp. 13.550,00.
Berikut ini contoh pengambilan laba 30% dari produksi 1.250 g bakso sapo (60 butir bakso).
· Biaya per kemasan @250 g = Rp. 13.550,00
· Laba = Rp. 13. 550,00 x 30% = Rp. 4.065,00
· Harga jual per kamasan bakso sapi dengan berat @250 g adalah Rp. 13.550,00 + Rp. 4.065,00 = Rp. 17.615,00 dibulatkan menjadi Rp. 17.650,00
Dengan produksi bakso sapi 1.250 g, Anda mengantongi laba Rp. 20.325,00. Jika produksi sehari 12,5 kg, Anda memperoleh keuntungan Rp. 203.250,00 per hari. Dalam sebulan, berarto total laba Rp. 6.097.500,00 dari usaha satu jenis bakso sapi saja. Benar-banar bisnis yang menjanjikan.
B. Sistem pembayaran
Penjual eceran langsung bayar mempercepat kembalinya modal untuk diputar sebagai modal produkso selanjutnya. Pembayaran tunai ditetapkan untuk pembelian eceran atau di penjualan warung, jika terjadi pembelian secara besar, berikan diskon agar konsumen selalu kembali. Cara ini lebih baik karena perputaran uang lebih cepat dan aman karena terhindar dari resiko penipuan atau pembayaran yang menunggak.
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari bab pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
Bakso yang berkualitas baik harus memiliki faktor penentu kualitas bakso seperti :
· Rasa
· Aroma
· Warna
· Tekstur
· Penampilan (bentuk)
B. Saran
Agar proses sanitasi dan higiene bakso terjaga, maka harus memperhatikan hal-hal berikut :
· Kebersihan ruang produksi, peralatan produksi, kemasan, tempat penyimpanan, dan kendaraan pengangkut harus terjaga
· Lakukan pembersihan dan penyemprotan serangga
· Pastikan ventilasi berjalan baik dan suhu ruangan yang dapat di kontrol sesuai kebutuhan
· Gunakan pakaian kerja, penutup kepala dan sarung tangan setiap melakukan pekerjaan yang bersentuhan dengan bahan pembuatan bakso
· Membiasakan pola hidup bersih terhadap karyawan
· Tersedia tempat pembuangan limbah padat dan air yang baik
Selamat berbisnis
Sukses selalu
Dan......
Semangat !!